Round Table Discussion: Pentingnya Pemeriksaan Hemostasis pada COVID-19
- Posted by admin
- On Juni 29, 2020
- 0 Comments
Corona virus disease 2019 (COVID-19) masih menjadi pandemi global dan berdampak besar pada pelayanan kesehatan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia. Penyakit yang disebabkan oleh SARS-CoV2 ini tidak hanya mengganggu sistem pernafasan, namun juga berbagai sistem tubuh lainnya, tak terkecuali sistem hematologi. Klinisi perlu melihat kelainan yang terjadi pada sistem hematologi agar dapat melakukan penatalaksanaan pasien COVID-19 secara komprehensif. Untuk itu, Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran laboratorium Indonesia (PDSPATKLIN) Cabang Banyumas, PT Sysmex Indonesia, dan PT Saba Indomedika melaksanakan Online Round Table Discussion berjudul “The Rule of Hemostasis Testing in COVID-19”. Acara Online RTD ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 27 Juni 2020 secara daring melalui Zoom dan ditayangkan live di YouTube Fakultas Kedokteran UNSOED Official dengan moderator dr. Linda Wijayanti, Sp.PK, M.Sc.
Narasumber pertama, Dr. dr. Wahyu Siswandari, Sp.PK, M.Si.Med memaparkan berbagai tanda dan gejala hematologis yang dapat ditemukan pada pasien COVID-19, antara lain sitopenia, koagulopati, febril neutropenia, dan koagulasi intravaskular diseminata (DIC). Hal ini terkait dengan patofisiologi COVID-19 yang menyebabkan hiperkoagulopati dan thrombosis di level makro dan mikro. Parameter hemostasis yang dapat dijumpai pada kasus COVID-19 adalah jumlah trombosit yang menurun, memanjangnya prothrombin time (PT), peningkatan D-dimer, serta peningkatan FDP dan fibrinogen. Angka D-dimer yang meningkat dari awal masuknya pasien ke rumah sakit berhubungan dengan peningkatan risiko kematian.
Narasumber kedua pada online RTD kali ini, dr. Wahyu Djatmiko, Sp.PD (K) HOM, menekankan pentingnya pemberian antikoagulan pada pasien COVID-19 yang dirawat di rumah sakit, termasuk pasien non-kritis, selama tidak ada kontraindikasi. Antikoagulan penting diberikan untuk mencegah penambahan mikrotrombus pada pasien. Sesuai dengan algoritma, pasien COVID-19 yang dirawat di RS dapat diberikan terapi tromboprofilaksis Low Molecular Weight Heparin (LMWH) dosis standar. Bila terdapat perburukan, perlu dipertimbangkan transfusi produk darah sesuai protokol. Pasien COVID-19 yang dalam kondisi stabil dan diputuskan rawat jalan juga perlu dipantau parameter hemostasis seperti jumlah trombosit, fibrinogen, dan rasio PT.
Semoga dengan dilaksanakannya Online RTD ini, Fakultas Kedokteran UNSOED dapat berkontribusi bagi dunia medis, khususnya di Kabupaten Banyumas, dalam penatalaksanaan pasien COVID-19 dengan komprehensif dan sesuai panduan terapi terkini. (Red. Bagas)