Sidang Terbuka Senat FK UNSOED dalam Rangka PKKMB 2020
- Posted by admin
- On September 14, 2020
- 0 Comments
Sidang terbuka senat dalam rangka pengenalan kehidupan kampus bagi mahasiswa baru Fakultas Kedokteran Unsoed yang dilaksanakan pada hari kamis 10 September 2020 berlangsung dengan lancar dan hikmat.
Acara sidang terbuka senat dalam pembukaan PKKMB FK Unsoed tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya yang dilakukan secara langsung. Dalam masa pandemi covid 19 yang melanda negara Indonesia, sehingga PKKMB FK Unsoed 2020 dilaksanakan di Aula lantai 3 Gedung C FK Unsoed dan diikuti oleh mahasiswa baru secara daring menggunakan aplikasi zoom meeting.
Pada acara pembukaan kegiatan PKKMB kali ini di hadiri oleh dekan beserta wakil dekan, ketua senat beserta anggota senat, ketua PPDS Anestesiologi dan Terapi Intensif, ketua jurusan, sekretaris jurusan, tamu undangan dan perwakilan mahasiswa baru.
Kegiatan dimulai dengan kata pembukaan sidang Ketua Senat FK Unsoed oleh Dr. dr. Lantip Rujito M.Si.Med., dan dilanjutkan dengan laporan ketua panitia oleh dr. Raditya Bagas Wicaksono.
dr. Raditya Bagas Wicaksono dalam sambutannya menyampaikan bahwa PKKMB FK Unsoed tahun 2020 diikuti oleh 175 mahasiswa baru yang terdiri dari 120 mahasiswa S1-Jurusan Kedokteran Umum, 48 Mahasiswa S1- Jurusan Kedokteran Gigi, 6 mahasiswa Program Pendidikan S2-Biomedis, dan 1 mahasiswa PPDS Anestesiologi dan Terapi Intensif. “Selamat atas diterimanya sebagai mahasiswa baru FK Unsoed, selamat mengikuti serangkaian kegiatan PKKMB selama 3 hari kedepan dari tanggal 10-12 September 2020” tuturnya.
Acara selanjutnya yaitu sambutan Dr. dr. Eman Sutrisna M.Kes. selaku wakil dekan bidang akademik FK Unsoed sekaligus melakukan penyematan tanda nama peserta PKKMB FK Unsoed secara simbolik kepada mahasiswa baru, serta dilanjutkan dengan pembacaan janji mahasiswa baru yang diucapkan oleh seluruh mahasiswa baru yang ada di ruang sidang senat maupun peserta yang mengikuti acara via daring.
Adapun dalam kegiatan tersebut yaitu penyampaian orasi ilmiah yang disampaikan oleh dr. Joko Mulyanto M.Sc.,Ph.D. dengan judul “ COVID-19 dan Tantangan Praktik Kedokteran Masa Depan ”. Dalam orasi ilmiah tersebut, beliau menyampaikan “Per 6 September 2020, data WHO menunjukkan terdapat 26.763.217 kasus konfirmasi yang dilaporkan dan 876,616 kematian dari 213 negara dan teritori yang terdampak COVID-19. Sampai saat ini intervensi farmakologis yang bersifat definitif baik berupa obat maupun vaksin untuk mengendalikan COVID-19 belum ditemukan.” terangnya.
“Dengan belum adanya intervensi farmakologis yang bersifat definitif dan efektif, maka penanggulangan COVID-19 bergantung pada intervensi non-farmakologis atau intervensi Kesehatan masyarakat. Tidak ada formula ajaib untuk mengendalikan COVID-19 selain secara konsisten menerapkan upaya menggunakan masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak (3M) serta test, trace, treatment (3T). Penerapan intervensi ini memerlukan kerjasama dari semua pemangku kepentingan baik itu pemerintah, masyarakat, sektor swasta, dan sektor pelayanan Kesehatan.” Jelasnya.
dr. Joko Mulyanto M.Sc.,Ph.D. juga menjelaskan bahwa ada empat tantangan bagi sistem pelayanan kesehatan dan praktik kedokteran pada era pandemi COVID-19 antara lain:
1. Tantangan pertama bagi sistem pelayanan kesehatan kita adalah meminimalisir dampak langsung dari COVID-19 terhadap sektor kesehatan yaitu mengurangi pertambahan jumlah kasus dan angka kematian. Sistem pelayanan kesehatan kita harus mampu melakukan promosi kesehatan secara massif untuk menjadikan 3M sebagai gerakan nasional yang benar-benar berakar di masyarakat. Peningkatan kemampuan testing dan tracing menjadi kunci agar rantai penularan bisa diputus dan jumlah kasus menurun.
2. Tantangan kedua adalah mengurangi angka kematian akibat penyakit lain yang tidak tertangani
dengan baik karena adanya pandemi COVID-19 (excess mortality).
3. Tantangan ketiga adalah menurunkan tingkat infeksi dan kematian di kalangan petugas kesehatan.
4. Menjaga keberlangsungan operasional fasilitas kesehatan terutama dari aspek dukungan finansial.
Selain itu adapun strategi dalam menghadapi tantangan praktik kedokteran pada era COVID-19 agar keempat tantangan tersebut dapat diatasi dan mampu memberikan kemanfaatan sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Beberapa strategi yang bisa dilakukan yaitu:
1. Penguatan layanan primer menjadi strategi utama yang harus dilakukan. Penanganan pandemic COVID-19 yang selama ini lebih mengutamakan perawatan di layanan sekunder tidak akan mampu mengendalikan pandemi COVID-19. Implementasi intervensi non-farmakologis berupa 3M dan 3T akan lebih efektif dan efisien dilakukan oleh layanan primer.
2. Aplikasi teknologi informasi untuk memberikan pelayanan yang lebih efektif dan efisien.
3. Institusionalisasi layanan kesehatan untuk memperkuat kapasitas penyedia layanan kesehatan
terutama untuk menghadapi tantangan manajemen dan keberlangsungan finansial layanan
kesehatan.
Maju Terus Pantang Mundur, Tak Kenal Menyerah! (oim)