Orasi Ilmiah Dr.dr.Setiawati, M.Sc “POTENSI AKTINOMISETES DALAM MENGENDALIKAN BIOFILM PADA FASE ADESI”
- Posted by admin
- On November 10, 2021
- 0 Comments
“POTENSI AKTINOMISETES DALAM MENGENDALIKAN BIOFILM PADA FASE ADESI”
Disampaikan pada Orasi Ilmiah dalam rangka Dies Natalis FK Unsoed Ke-20
Dr.dr.Setiawati, M.Sc
Kata ‘Biofilm’, hingga saat ini masih terdengar asing di telinga sebagian masyarakat indonesia, bahkan di dunia medis, padahal diperkirakan 65-80 % kejadian infeksi dalam tubuh manusia berhubungan erat dengan biofilm. Biofilm merupakan sekumpulan sel mikroba yang melekat erat di suatu permukaan biologis maupun non biologis yang diselimuti oleh suatu matriks ekstraseluler yang dihasilkan oleh sel itu sediri. Biofilm ini berfungsi sebagi pelindung sel-sel yang hidup didalamnya dari lingkungan yang tidak menguntungkan dan dari obat antimiroba maupun desinfektan.
Biofilm terbentuk di dalam jaringan hidup, alat implan medis seperti prostesis, kateter, dsb. Biofilm juga sering dijumpai dalam sistem perpipaan dalam rumah tangga ataupun industry. Biofilm di dalam tubuh manusia bisa menyebabkan infeksi di berbagai organ tubuh diantaranya di mata akibat penggunaan lensa kontak, di gigi dengan timbuknya plak gigi ataupun ginggivitis, pemakaian kateter vena, kateter urin, kistik fibrosis pada paru, pada luka kronis dsb. Biofilm harus mendapat perhatian yang sangat serius karena selain dapat mengakibatkan resistensi obat, terapi dari infeksi yang diakibatkan oleh biofilm sangat sulit, bahkan memerlukan dosis 1000 kali lebih besar daripada infeksi biasa.
Biofilm terbentuk melalui berbagai tahap yaitu tahap perlekatan yang merupakan tahap awal pembentukan biofilm, tahap pembentukan koloni dan matriks ekstraseluler dan tahapa maturasi atau pematangan dan tahap dispersal atau penyebaran. Startegi pengendalian biofilm saat ini disesuaikan dengan tahap pembentukan biofilm yang terjadi. Upaya pencegahan terbentuknya biofilm dapat dilakukan menggunakan agen-agen yang bisa mencegah perlekatan misalnya dengan menggunakan coating silver. Fase ini merupakan tahap yang penting karena dengan terjadinya pencagahan perlekatan maka akan mencegah terbentuknya biofilm. Kateika biofilm sudah terbentuk maka akan semakin sulit untuk memberantasnya. Ini bisa dilakukan dengan menggunakan senyawa2 yang bisa merusak matriks ekstraseluler yang menyelimutinya dengan enzim-enzim perusak protein, dengan pemanasan bahkan dengan bakteriofage.
Pengembangan suatu obat, memerluka berbagai tahap sampai calon obat tersebut disetujui penggunaannya oleh FDA. Yang dimulai dari uji pra klinis sampai klinis. Ptoses ini bukanlah sebentar melainkan sebuah proses panjang. Sampai saat ini belum ada senyawa antibiofilm yang disetujui oleh FDA karena bebrapa hambatan diantaranya adanya perbedaan aktivitas ketika senyawa tersebut yang pada saat uji in vitro maupun uji invivi memberikan hasil yang baik, tetapi ketika dilakukan uji kolini kepada pasien tidak memberikan hasil yang bagus. Tentu hal ini menjadi tanntangan tersendiri bagi peneliti dan dunia medis.
Bebera staregi pengendalian biofilm telah diterapkan diantaranya penggunaan ALT, nano partikel QSI, enzim,coating, small molekul dan natural product.
Salah satu natural product yang telah kami teliti adalah aktinomisetes. Aktinomisetes merupakan bakteri gram positif yang tersebar luas di seluruh dunia dan telah banyak menghasilkan senyawa obat diantaranya sebagai antibiotik, antiparasit, anti kanker. Dari beberapa penelitian sebelumnya diketahui bahwa seayawa metabolit sekunder dari aktinomisetes mampu menghambat pembentukan hifa pada jamur dan mampu menghambat biofilm. Pada penelitian yang kami lakukan, aktinomisetes mampu menghambat biofilm pada fase adesi sampai lebih dari 90% dan ketika dilihat dengan menggunakan scanning elektron microscopy, terlihat bahwa tejadi perunbahan morfologi pada sel yang diberi aktinomisetes.
Penelitian yang kami lakukan masih merupakn penelitian awal yang Tentu masih jauh dari harapan untuk dapat menemukan obat antibiofilm, akan tetapi kita harus yakin bahwa hal yang besar dimulai dari keberanian untuk mengambil langkah awal. Semoga apa yang kita kerjakan dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan menjadi semangat bagi kita untuk terus bergerak, mengambil langkah kecil untuk mendapatkan hasil yang bermanfaat bagi masyarakat sebagai bentuk dari pengejawantahan tridarma perguruan tinggi.
Akhir kata, demikian yang dapat saya sampaikan pada kesempatan hari ini, semoga bermanfaat. Mohon maaf atas segala kesalahan, wabillahi taufik wal hidayah, wassalamu’alaikum wrwb.