Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) : Pelatihan Diagnosis Anemia dan Thalassemia bagi Tenaga Kesehatan dan Dokter Puskesmas se-Banyumas
- Posted by admin
- On Juli 29, 2024
- 0 Comments
Pada tanggal 27 Juli 2024, bertempat di The Garden Resto, telah diselenggarakan sebuah pelatihan penting bertema "Diagnosis Anemia dan Thalassemia bagi Tenaga Kesehatan dan Dokter Puskesmas se-Banyumas". Acara yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 12.00 WIB ini dihadiri oleh para dokter dan tenaga laboran puskesmas dari seluruh wilayah Banyumas. Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan tenaga kesehatan dalam mendiagnosis dan menangani kasus anemia serta thalassemia di tingkat puskesmas.
Pelatihan dibuka dengan pemaparan dari Kabid P2P Banyumas, Bapak Sito Hatmoko, SKM, MKM, yang menyampaikan kebijakan pencegahan thalassemia di Banyumas. Beliau menekankan bahwa Banyumas merupakan salah satu pelopor dalam pencegahan thalassemia di tingkat nasional dan telah memiliki peraturan bupati tentang pencegahan thalassemia. Bapak Sito juga menekankan pentingnya deteksi dini dan skrining thalassemia sejak usia muda sebagai langkah preventif yang efektif.
Pembicara kedua, Dr. dr. Wahyu Siswandari, Sp.PK, menyampaikan materi tentang deteksi dengan hematology analyzer dan hemoglobin elektroforesis. Beliau menekankan pentingnya kemampuan personel dalam memilih perangkat diagnosis dan memanfaatkan alat-alat yang ada di puskesmas untuk membantu program pencegahan thalassemia. Dr. Wahyu juga menjelaskan berbagai metode pemeriksaan laboratorium yang dapat membantu dalam mendiagnosis anemia dan thalassemia.
Sesi terakhir diisi oleh Dr. dr. Lantip Rujito yang membahas tentang Konseling Genetika Thalassemia. Beliau menyampaikan bahwa salah satu peran kader kesehatan adalah memberikan penyuluhan, pendampingan, serta menjadi konselor bagi masyarakat atau keluarga pasien. Dr. Lantip menekankan bahwa pencegahan thalassemia menjadi krusial dengan adanya kegiatan konseling genetika ini.
Dalam sesi diskusi, beberapa perwakilan puskesmas membagikan pengalaman mereka dalam menangani kasus anemia dan thalassemia. Puskesmas Sumbang melaporkan adanya program skrining anemia terutama pada anak-anak, di mana pasien dengan anemia diberikan tablet Fe selama 2 minggu. Jika tidak ada perbaikan, pasien akan dirujuk ke rumah sakit. Namun, mereka mengalami kendala ketika beberapa pasien yang dirujuk ke rumah sakit justru dikembalikan ke puskesmas.
Menanggapi hal tersebut, Dr. Lantip Rujito dan Dr. Wahyu Siswandari memberikan penjelasan mengenai kemungkinan penyebab pengembalian pasien, seperti keterbatasan plafon BPJS untuk pasien rawat jalan atau hasil pemeriksaan yang meragukan. Mereka menyarankan agar ada koordinasi lebih lanjut antara puskesmas dan rumah sakit untuk mengatasi masalah ini.
Puskesmas Purwokerto Selatan membagikan pengalaman mereka dalam bekerja sama dengan Poltekes Semarang untuk skrining anemia. Mereka juga menyoroti pentingnya koordinasi dengan pihak rumah sakit sebelum merujuk pasien. Diskusi juga membahas tentang sistem kapitasi BPJS dan pentingnya pengendalian rujukan menggunakan kriteria TACC (Time, Age, Comorbidity, Complication).
Pertanyaan menarik muncul dari Puskesmas Sumbang 1 mengenai pemeriksaan gen pembawa sifat pada thalassemia. Dr. Lantip Rujito menjelaskan tahapan pemeriksaan untuk mendeteksi thalassemia, mulai dari pemeriksaan darah lengkap, pemeriksaan HbF dan HbA2, hingga pemeriksaan gen. Dr. Wahyu Siswandari menambahkan informasi tentang penggunaan indeks Mentzer dalam membedakan anemia defisiensi besi dan thalassemia.
Pelatihan ini juga membahas tantangan teknis yang dihadapi puskesmas, seperti keterbatasan reagen kontrol untuk alat pemeriksaan. Pihak Dinas Kesehatan diharapkan dapat membantu mengatasi masalah ini. Bapak Sito mengingatkan bahwa selain teknologi canggih, faktor sumber daya manusia, kalibrasi, dan maintenance rutin juga sangat penting dalam menjamin akurasi hasil pemeriksaan.
Kegiatan pelatihan ini merupakan langkah penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di tingkat puskesmas, khususnya dalam penanganan anemia dan thalassemia. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang diagnosis, penanganan, dan pencegahan, diharapkan tenaga kesehatan di puskesmas dapat memberikan pelayanan yang lebih optimal kepada masyarakat Banyumas. Kegiatan ini juga menjadi bukti komitmen Pemerintah Kabupaten Banyumas dalam memelopori pencegahan thalassemia di tingkat nasional.