Pengabdian Masyarakat “Penguatan Kapasitas Kader Posbindu dalam Pengendalian Diabetes Melitus”
- Posted by admin
- On Oktober 14, 2025
- 0 Comments
Diabetes Melitus (DM) merupakan salah satu penyakit metabolik kronis dengan prevalensi yang terus meningkat di Indonesia dan menjadi tantangan kesehatan masyarakat global. Pengendalian DM memerlukan pendekatan komprehensif berbasis komunitas dengan melibatkan kader kesehatan sebagai garda terdepan dalam upaya promotif dan preventif. Kader Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular (Posbindu PTM) memiliki peran strategis dalam deteksi dini, edukasi, dan monitoring faktor risiko DM di tingkat masyarakat. Namun demikian, kapasitas kader dalam melakukan skrining dan pengendalian DM seringkali masih terbatas, sehingga diperlukan intervensi berupa pelatihan dan pendampingan yang terstruktur.
Program pengabdian masyarakat dengan judul "Penguatan Kapasitas Kader Posbindu dalam Pengendalian Diabetes Melitus: Integrasi Riset Kefir Susu Kambing sebagai Pangan Fungsional Berbasis Potensi Lokal" yang dilaksanakan oleh tim dosen Fakultas Kedokteran UNSOED yang terdiri dari dr. Alfi Muntafiah, MSc; dr. Ary Nahdiyani Amalia, MBiomed; dan Synta Haqqul Fadlilah, SSi, MSc dengan melibatkan sejumlah mahasiswa di Desa Karangnanas ini bertujuan untuk memperkuat kapasitas kader dalam pengendalian DM melalui serangkaian kegiatan edukasi dan pelatihan. Program ini dilaksanakan dalam empat seri kegiatan yang berlangsung selama periode April hingga September 2025, dengan mengintegrasikan hasil riset kefir susu kambing sebagai pangan fungsional berbasis potensi lokal yang dapat mendukung pengendalian glukosa darah.
Seri kegiatan pertama difokuskan pada edukasi komprehensif mengenai DM yang mencakup faktor risiko, manifestasi klinis, komplikasi makrovaskular dan mikrovaskular, serta prinsip penatalaksanaan DM. Materi disampaikan dengan pendekatan andragogi yang disesuaikan dengan latar belakang pendidikan kader agar dapat dipahami dan diaplikasikan secara efektif dalam praktik pelayanan kesehatan komunitas. Kegiatan kedua menekankan pentingnya peran kader sebagai agen deteksi dini DM di masyarakat, dengan membekali pemahaman tentang stratifikasi risiko dan identifikasi individu dengan prediabetes maupun kelompok berisiko tinggi mengalami DM tipe 2.