Waktu Yang Tepat Untuk Berjemur Menurut Dosen Fakultas Kedokteran Unsoed
- Posted by admin
- On April 18, 2020
- 0 Comments
Pandemi virus corona (nCoV-19) ternyata menyebabkan orang berupaya mencari cara pengobatan maupun pencegahan agar tidak tertular, salah satunya dengan cara berjemur di bawah sinar matahari. "Permasalahan kemudian muncul ketika terjadi banyak perdebatan mengenai waktu yang tepat untuk berjemur, " ungkap Tim Promosi Universitas Jemderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto Ir. Alief Einstein, M.Hum.
Menurut Dosen di Fakultas Kedokteran Unsoed dr. Ismiralda Oke Putranti, Sp.KK. paparan sinar matahari terutama radiasi sinar UV (UVA dan UVB) memberikan dampak bagi kehidupan termasuk manusia. Satu-satunya dampak positif dari sinar UV adalah pembentukan vitamin D, sedangkan lainnya menimbulkan dampak negatif.
"Diantara dampak negatif yakni tanning (warna kulit menjadi lebih gelap karena jumlah melanin meningkat pasca paparan matahari), sunburn (peradangan akut kulit pasca terpapar sinar matahari), penuaan dini ( proses penuaan yang dipercepat akibat kerusakan jaringan ikat, degradasi kolagen di mana seseorang tampak lebih tua dari usia sebenarnya), imunosupresi ( terjadi penekanan sistem imun dimana sel makrofag sebagai penyaji antigen jumlahnya berkurang), dan timbulnya keganasan kulit serta katarak, " terang dr. Oke.
Alumni spesialis dari PPDS IK Kulit dan Kelamin FK UNDIP Semarang ini menjelaskan tentang Sinar Ultraviolet, Indeks UV, Panduan WHO, Dampak Radiasi UV, Kaitan UV dan COVID-19, dan Tips Berjemur di Bawah Matahari.
1. Sinar Ultraviolet
Sinar matahari memancarkan cahaya tampak, panas dan radiasi ultraviolet (UV). UV berada pada rentang panjang gelombang 100 – 400 nm, terbagi atas sinar :
a. UVA (315 – 400nm),
b. UVB (290 – 315nm),
c. UVC (100 – 290 nm).
Radiasi sinar UV yang mencapai permukaan bumi terutama UVA dan sedikit UVB (10%), sedangkan sinar UVC akan diserap seluruhnya oleh lapisan ozon. Jumlah paparan radiasi sinar UV tergantung dari banyak hal, yaitu jarak ketinggian matahari dari permukaan, latitude – makin mendekati ekuator, radiasi UV semakin tinggi (contohnya Indonesia), populasi awan – semakin langit tidak berawan, semakin tinggi radiasi UVnya, altitude – semakin tinggi permukaan bumi, semakin tipis atmosfer, sehingga radiasi sinar UV juga semakin tinggi, setiap kenaikan 1.000 m dari permukaan laut, radiasi sinar UV meningkat 10 -12%. Faktor lain yang mempengaruhi adalah lapisan ozon dan refleksi permukaan bumi yang bervariasi (salju bias merefleksikan 80% radiasi UV, pasir pantai merefleksikan 15% radiasi UV, buih ombak bisa merefleksikan 25% sinar UV).
2. Indeks UV
Indeks UV merupakan satuan ukur tingkat radiasi sinar UV. Nilainya mulai dari 0 hingga 11+ yang menunjukkan semakin tinggi indeksnya semakin berpotensi menyebabkan dampak negatif terutama bagi kulit dan mata, dan semakin cepat pula dampak tersebut terjadi. Indeksi UV ini dapat menjadi pegangan bagi masyarakat untuk waspada terhadap dampak buruk radiasi sinar UV dengan cara mempersiapkan diri dengan penggunaan tabir surya sebagai upaya melindungi tubuh dari sinar UV.
3. Berikut adalah panduan WHO mengenai indeks UV :
Di Indonesia, indeks UV pada saat pagi hari rata rata sudah mencapai 3, dan makin meningkat sejalan posisi matahari makin berada di atas kepala kita.
Waktu terbaik berjemur antara jam 8 – 10 pagi di mana indeks UV rata rata masih di bawah 8 (setiap hari bervariasi) dengan rentang waktu 10 – 15 menit (semakin siang semakin singkat) 2-3 kali seminggu.
4. Dampak Radiasi UV
Satu-satunya dampak positif radiasi sinar UV adalah membantu sintesis vitamin D. Sinar UVB diperlukan untuk mengaktivasi 7-dehydrocholesterol di dalam kulit untuk diubah menjadi pre-vitamin D3 yang kemudian akan dibentuk menjadi vitamin D aktif. Vitamin D berfungsi dalam menjaga kesehatan tulang dan gigi, membantu keseimbangan sistem imun, kesehatan otak dan saraf, regulasi kadar insulin dan mendukung terapi diabetes, mendukung fungsi paru-paru dan kardiovaskular, mempengaruhi ekspresi gen yang berhubungan dengan keganasan.
Sinar matahari bukan satu-satunya sumber vitamin D dan dapat ditambahkan dari bahan makanan seperti ikan berminyak, susu, sereal, telur, jamur, hati, udang dan juga suplemen vitamin D.
Dampak negatif radiasi UV seperti tanning dan pigmentasi (melasma, keratosis), di mana kulit menjadi lebih gelap karena melanosit akan menghasilkan lebih banyak melanin. Melanin ini sebenarnya memberikan kulit perlindungan terhadap efek buruk sinar matahari, namun karena jumlahnya yang sangat banyak menyebabkan masalah kosmetik yang sering kali mengganggu terutama pada wanita.
Pada orang dengan kulit yang relatif lebih terang, lebih berisiko terjadi sunburn, di mana sunburn ini merupakan peradangan kulit akibat radiasi sinar UV (terutama UVB) yang ditandai dengan kemerahan pada kulit, rasa panas dan nyeri, bahkan bisa disertai dengan pembentukan lepuh. Orang yang mengalami sunburn juga berisiko lebih mudah terkena kanker kulit seperti basalioma, karsinoma sel skuamosa dan melanoma maligna, bila terpapar radiasi UV jangka panjang. Radiasi sinar UV jangka panjang juga menyebabkan terjadinya imunosupresi sehingga juga akan mempermudah seseorang mengalami keganasan kulit. Radiasi sinar UV (terutama UVA) jangka panjang juga berisiko menimbulkan penuaan dini akibat terjadinya degradasi kolagen pada kulit, sehingga kulit tampak lebih tipis, keriput dan kering.
5. UV dan COVID-19
Berjemur langsung di bawah sinar matahari langsung tidak akan mematikan virus nCOV-19. Berjemur membantu mengaktifkan sintesis vitamin D yang diharapkan membantu memodulasi sistem imun kita untuk bertahan terhadap infeksi apapun termasuk virus corona. Penggunaan sinar UV artifisial juga tidak dapat mematikan virus corona, penyalahgunaan UV artifisial justru meningkatkan risiko iritasi, sunburn dan keganasan,
6. Tips Berjemur di Bawah Matahari
Dokter yang praktek di Klinik Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Prof. dr. Margono Soekarjo, Purwokerto ini memberikan tips berjemur di bawah matahari :
a. Berjemurlah saat indeks UV rendah, antara jam 8 – 10 pagi cukup 10 – 15 menit, 2 -3 kali per minggu. Makin gelap tipe kulit seseorang, waktu berjemur yang dibutuhkan lebih lama,
b. Cukup paparkan area badan, lengan dan tungkai (60% luas permukaan tubuh).
c. Hindari paparan pada wajah dan mata, gunakan tirai matahari, topi dan kacamata,
d. Oleskan krim/lotion aftersun/aloe vera untuk meredakan rasa panas dan membantu mengurangi peradangan pasca berjemur