Dosen Bergelar Doktor FK Unsoed Kembali Bertambah
- Posted by admin
- On Mei 24, 2022
- 0 Comments
Kualifikasi Pendidikan Doktor merupakan salah satu hal penting pada sebuah institusi pendidikan tinggi. Selain karena kepakaran juga merupakan salah satu poin penilaian pada akreditasi program studi. Tanggal 18 Maret 2022 FK Unsoed berhasil menambah kembali jumlah dosen dengan gelar Doktor.
Dr. dr. Susiana Candrawati, Sp.KO, Dosen dari Departemen Fisiologi FK Unsoed, sukses melaksanakan ujian terbuka promosi Doktor di Program Studi Doktor Ilmu Kedokteran dan Kesehatan FKKMK (Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan), Universitas Gadjah Mada dengan prestasi cumlaude. Beliau menyelesaikan studi selama 7 semester dengan IPK 3,9. Disertasi beliau yaitu tentang Pengaruh Latihan Fisik Model_High Intensity Interval Training_(HIIT) Terhadap Komposisi Tubuh, Mediator Inflamasi dan Stres Oksidatif Pada Pasien Obesitas (Kajian Variasi Genetik Uncoupling Protein 2 (UCP-2)-866G/A).
Hal yang menjadi latar belakang Disertasi Dr. dr. Susiana Candrawati, Sp.KO yaitu bahwa gaya hidup tidak aktif merupakan salah satu faktor utama yang berkaitan dengan obesitas. Banyaknya faktor penghambat aktivitas fisik bagi penderita obesitas memunculkan beragam model latihan seperti High Intensity Interval Training (HIIT) sebagai alternatif Continuous Training (CT). Selain factor lingkungan seperti latihan fisik, faktor genetik dalam obesitas juga menjadi hal yang penting, salah satunya adalah gen uncoupling protein 2 (UCP2) -866G/A. Hal tersebut yang menyebabkan Dr. dr. Susiana Candrawati, Sp.KO tertarik untuk melihat pengaruh genetic terhadap respon tubuh pasien obesitas pada intervensi CT dan HIIT
Penelitian Dr. dr. Susiana Candrawati, Sp.KO menggunakan metode Randomized Controlled Trial dengan populasi penelitian adalah wanita dengan obesitas. Intervensi latihan fisik dilaksanakan selama 14 minggu, yang terdiri dari 2 minggu adaptasi latihan fisik dan 12 minggu intervensi latihan fisik. Variabel komposisi tubuh, mediator inflamasi dan stres oksidatif diperiksa sebelum dan sesudah intervensi latihan fisik. Selain itu, variasi genetik UCP2 -866G/A subjek juga diperiksa. Kesimpulan penelitian yaitu bahwa intervensi latihan fisik baik CT maupun HIIT mampu memperbaiki variabel komposisi tubuh, mediator inflamasi dan stres oksidatif. HIIT dan CT sama efektifnya dalam memperbaiki variabel komposisi tubuh dan mediator inflamasi. HIIT memperbaiki kadar MDA lebih baik dari CT. Terdapat pengaruh variasi genetik UCP2 -866G/A terhadap berat badan dan IMT.
Dengan adanya temuan baru mengenai pengaruh Latihan fisik HIIT dan CT semoga dapat bermanfaat untuk masyarakat luas khususnya pasien dengan obesitas. Terus menebar manfaat dan berkontribusi untuk masyarakat, bangsa, dan negara. Maju Terus Pantang Mundur!