Semangat Kreativitas Melalui Pelatihan Kain Jumputan untuk Thaller Banyumas
- Posted by admin
- On Juni 24, 2024
- 0 Comments
Pada hari Minggu, 23 Juni 2024, Aula Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman (FK Unsoed) menjadi saksi bisu lahirnya kreativitas baru dalam dunia tekstil tradisional. Pelatihan Pembuatan Kain Jumputan untuk Thaller Banyumas yang diselenggarakan atas kerja sama antara FK Unsoed dan Perhimpunan Pasien Thalassemia Indonesia (PPTI) Banyumas telah membuka peluang baru bagi para peserta untuk mengeksplorasi seni pewarnaan kain yang telah lama menjadi warisan budaya Indonesia. Kegiatan ini tidak hanya sekadar pelatihan, tetapi juga menjadi ajang berbagi ilmu dan pengalaman yang tak ternilai harganya.
Dinar Faiza, Ketua PPTI Banyumas, mengungkapkan bahwa kegiatan ini sangat bermanfaat bagi para peserta. Dengan antusiasme yang tinggi, pelatihan ini berhasil menarik minat peserta dari berbagai kabupaten seperti Kebumen, Cilacap, Banyumas, Purbalingga, dan Banjarnegara. "Kami berharap para peserta dapat menyerap ilmu yang diberikan dan nantinya dapat menyebarkan pengetahuan ini kepada teman-teman lainnya," ujar Dinar dengan penuh semangat. Semangat berbagi inilah yang menjadi kunci utama dalam melestarikan dan mengembangkan seni jumputan di masa depan.
Perwakilan dari FK Unsoed, Hidayat Sulistyo dan Diyah Woro, menyambut baik kolaborasi ini dan berharap dapat terus berlanjut di masa mendatang. Mereka menegaskan kesiapan FK Unsoed untuk berbagi keilmuan lainnya yang bermanfaat bagi masyarakat. "Kami percaya bahwa ilmu pengetahuan harus terus dibagikan dan dikembangkan. Kolaborasi seperti ini adalah langkah nyata dalam mewujudkan visi tersebut," tutur Hidayat dengan penuh keyakinan. Semangat kolaborasi ini menjadi inspirasi bagi banyak pihak untuk terus berinovasi dan berkontribusi positif bagi masyarakat.
Kegiatan pelatihan kain jumputan ini merupakan bagian dari program Pengabdian Masyarakat dalam rangkaian penelitian dan pengabdian BLU Unsoed 2024. Hal ini menunjukkan komitmen kuat dari pihak universitas untuk tidak hanya fokus pada pendidikan formal, tetapi juga aktif dalam pemberdayaan masyarakat. Melalui kegiatan seperti ini, diharapkan dapat tercipta sinergi yang kuat antara dunia akademik dan masyarakat luas, sehingga ilmu pengetahuan dapat diaplikasikan secara langsung untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dalam perkembangannya, seni jumputan menghadapi tantangan yang tidak ringan, terutama dari industri batik printing yang semakin marak. Namun, justru di sinilah letak keunikan dan kekuatan seni jumputan. Setiap helai kain jumputan memiliki pola dan warna yang unik, mencerminkan keterampilan dan kreativitas pembuatnya. "Jangan pernah takut bersaing dengan produk massal. Keindahan jumputan terletak pada keunikannya yang tak tergantikan," demikian pesan penyemangat dari salah satu instruktur pelatihan. Dengan semangat ini, para peserta diharapkan dapat terus berkarya dan mengembangkan kreativitas mereka tanpa batas.
Harapan ke depan, seni jumputan ini dapat terus berkembang dan bahkan menjadi ikon baru dalam dunia fashion. "Setiap tantangan adalah peluang untuk menjadi lebih baik. Mari kita jadikan jumputan sebagai simbol kreativitas dan kemandirian masyarakat Banyumas dan sekitarnya," ajak Dinar kepada seluruh peserta di akhir acara. Dengan semangat yang membara dan tekad yang kuat, tidak ada yang tidak mungkin. Jumputan bukan hanya sekadar kain, tetapi juga cerminan semangat dan kreativitas yang tak pernah padam. Mari terus berkarya, berinovasi, dan menginspirasi melalui keindahan jumputan!